Bisa Karena Terbiasa

Kembali teringat dulu ketika di penghujung masa SMA, di mana waktu itu mulai bingung mau melanjutkan kuliah ke mana. Untuk masuk sebuah perguruan tinggi itu sulit, apalagi kampus favorit dengan passing grade yang pasti sangat tinggi. Aku yang notabene nya dari kampung cukup minim informasi tentang program studi dan kampus mana yang sesuai untukku.

Jujur kuakui ketika itu, untuk melihat ke depan akan seperti apa dari prodi-prodi itu tidak paham. Maklum internet aja belum terlalu familiar, jadi hanya info dari teman-teman, guru, promosi dari kampus terdekat, ataupun brosur-brosur yang sedikit beredar di sekolah, dan itupun hanya info dasar. Jadi ketika daftar kuliah ya ngikut tren terbanyak di jurusan apa gitu, hehe gak liat dari bakat dan minatnya, asal tes lulus ya sudah masuk saja.

Awal perkuliahan cukup sulit memang mengikuti pelajaran dan cara belajarnya, sempet juga gak paham selama 1-2 semester, tapi tetap mengikuti perkuliahan. Kalau secara nilai akademis ya lumayan gak terlalu jelek, tapi bila harus jujur sesuai hati nurani sebenernya banyak belum paham, terutama ketrampilan dan keberanian bila berhadapan langsung dengan kasus. Tapi ternyata lama kelamaan akhirnya ntah kenapa aku jadi suka dengan jurusan yang kuambil.

Yang tadinya asing dan aneh untukku, malah menjadi menarik untuk dipelajari lebih lanjut. Banyak ilmu awamku selama ini yang salah, terutama yang berhubungan seputar mitos kesehatan pada perempuan. Mitos yang berkembang di masyarakat ini cukup banyak, bahkan dianggap sangat benar. Padahal secara ilmu medik belum tentu benar. Sebagai contoh mitos bahwa perempuan melahirkan tidak boleh makan lauk yang amis-amisan seperti ikan, telur dan daging. Sedangkan secara medik hal tersebut salah, pada ibu bersalin harus makan-makanan bergizi terutama lauk tersebut karena akan mempercepat penyembuhan luka dan juga memperlancar ASI ibu, sehingga kebutuhan nutrisi bayi pun terpenuhi. Ini hanya salah satu contoh saja, masih banyak yang lainnya.

Ilmu apapun itu memiliki daya tarik dan keunikan sendiri-sendiri dan juga saling terkait satu sama lain. Tidak ada satupun ilmu murni tanpa kombinasi dari ilmu lainnya. Semakin kompleks ilmu tersebut maka akan semakin seimbang penerapan di masyarakat sesungguhnya. Karena dalam hidup diperlukan berbagai macam pemecahan masalah dari banyak sudut pandang. Ilmu, kita akan tau apakah menyukainya atau tidak, setelah dipelajari. Jika belum pernah terpapar ilmu tersebut bagaimana mungkin akan suka. Kita akan bisa melakukannya setelah dipelajari dan diulang berkali-kali.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Pintu ini Masih Tertutup

Radikal Bebas

Merenung