Bendungan Hati

Nasehat untuk diri sendiri...

Hati manusia bagaikan sebuah bendungan. Ada batas maksimal beban yang dapat ditampungnya. Bila kelebihan beban maka akan jebol dindingnya. Dan luapan airnya akan menjadikan bencana. Bencana bagi semua makhluk yang ada di sekitarnya.

Begitu pula dengan hati. Ketika begitu banyak beban dan masalah. Maka emosi akan memenuhi ruangan tersebut. Yang lama kelamaan akan menghancurkan dinding pertahanannya. Sesak memang. Tapi ketika dinding tersebut tidak kuat, maka emosi tersebut akan merusak segala kebaikan yang ada. Ketika emosi tersebut tidak bisa diredam maka hubungan dengan orang sekitar akan rusak, bahkan dampaknya akan terus berlanjut hingga emosi tersebut habis. Tapi apa akibatnya? Setelah emosi habis, lihatlah kebelakang. Seberapa banyak kita kehilangan apa yang baik yang telah kita miliki. Keluarga, sahabat, kebahagiaan dan segala yang baik telah berubah menjadi buruk.

Layaknya sebuah bendungan, sudah pasti memiliki saluran-saluran kecil yang selalu mengalir secara teratur air dari sana setiap harinya. Untuk dimanfaatkan sebagai pemenuhan kebutuhan sehari-hari seperti mengairi sawah, ladang, dan menghijaukan alam sekitarnya. Bila saluran tersebut tertutup akan berdampak pada isi bendungan tersebut. Demikian juga hati harus memiliki saluran tersebut untuk bisa menjaga isinya. Emosi harus bisa mengalir dengan baik, supaya tidak menimbulkan bencana. Emosi-emosi tersebut harus disalurkan ke hal yang positif. Hal-hal yang mungkin bisa dilakukan dengan olahraga, silaturahmi, wisata, dan memperbanyak siraman rohani.

Bila ada hal yang membuat naik darah, bersabarlah dan coba merenungkan kejadiannya, mungkin ada sisi positifnya dari hal tersebut. Segera selesaikan masalahnya, tapi bila dikhawatirkan akan memperkeruh suasana, tahan sejenak sampai kepala agak dingin. Barulah dicari penyelesaian masalahnya. Jangan gegabah mengambil keputusan, karena biasanya orang yang sedang marah sulit berpikir dengan jernih. Jangan lampiaskan kemarahan dengan mengeluarkan perkataan dan perbuatan yang kasar. Tetap pelankan suara dan tindakan kita. Jangan sampai suara dan tindakan kita malah menimbulkan masalah baru. Berlatih sabar dan lapang dada, sehingga bisa menjadi orang yang berjiwa besar dan bijaksana.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Pintu ini Masih Tertutup

Radikal Bebas

Merenung