HIK (Hidangan Istimewa Kampung)

HIK adalah sesuatu yang baru bagiku, karena memang baru kukenal setelah berada di kota Solo. Pertama yang terbersit dibenakku ketika mendengar kata HIK adalah suatu ungkapan untuk sesuatu yang kurang baik.Tapi siapa sangka ternyata persangkaanku salah total. Kata sebagian orang itu adalah singkatan dari Hidangan Istimewa Kampung. Sebuah gerobak/meja yang  menjual aneka makanan mulai dari macam-macam gorengan, bebakaran, nasi (nasi yang sudah dibungkus kecil-kecil beserta lauknya, misalnya nasi kucing, nasi goreng, nasi bakar),  dan aneka mimuman ada di sini.

Untuk wilayah Jogja/Solo HIK bisa kita jumpai di mana-mana, hampir di setiap sudut keramaian ada. Di Jogja biasanya di sebut angkringan. Mereka ada yang buka sejak pagi, namun kebanyakan buka pada sore hari hingga tengah malam atau sehabisnya makanan yang mereka jajakan.

Biasanya akan disediakan tempat beralas tikar untuk  menikmati hidangan ini. Di tempat ini kita bisa makan sepuasnya, sambil memperhatikan orang dan kendaraan berlalu-lalang. Tempat makanan ini memiliki cukup banyak penggemar. Tempat jajanan yang bersahabat bagi semua kalangan, khususnya mahasiswa. Kita bisa membeli makan atau minuman cukup hanya dengan beberapa lembar uang ribuan atau bahkan recehan. Itulah keistimewaan HIK/angkringan.

Sesekali perlu menikmati makan di tempat beginian, apalagi rame-rame sama temen sambil ngobrol ngalor ngidul (read: ke utara/selatan). Asyik di jamin, karena akan menjadi kenangan yang sulit dilupakan. Tak perlu dompet tebal untuk bisa menikmati kebersamaan dan keceriaan kan, yang penting kehadiran semuanya.

Oiya tapi jangan salah, karena sekarang HIK/ankringan banyak yang dibuat ala-ala kafe. Tempatnya lebih nyaman dan tertata. Jadi lebih asyik buat tempat nongkrong...

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Pintu ini Masih Tertutup

Radikal Bebas

Merenung