Kagum

Seringkali kesan pertama bertemu seseorang membuat kita terpesona. Bukan hanya dengan lawan jenis, tetapi dengan seseorang yang menarik perhatian. Bisa dengan dosen, teman/rekan kerja, artis, publik figur, dan masih banyak lainnya. Tapi pernahkah kecewa setelah pertemuan yang kesekian kalinya? Ya mungkin pernah, bahkan sering.

Kira-kira apa ya yang menyebabkan kita kecewa? Banyak hal, salah satunya adalah kita berharap hal yang baik dari orang tersebut. Kita lupa bahwa mereka adalah manusia biasa yang memiliki kelebihan dan kekurangan sekaligus.

Begitulah... Tak ada manusia yang sempurna. Setiap bertemu seseorang yang baru, selalu ingatkan diri sendiri untuk tidak menilai. Kalaupun menilai itu hanya untuk sekali waktu tersebut, bukan untuk waktu berikutnya. Karena sebuah penilaian tidak cukup dari sekali pandang saja.

Cukup dengan kembali ke diri masing-masing ketika baru pertama kali bertemu seseorang, pasti lebih banyak jaim-nya (jaga image), yang baik-baiknya saja yang dikeluarkan. Tak munafik, akupun demikian. Dan menurutku pasti sebagian besar manusia juga seperti itu. Karena memang kenyataan yang banyak ditemui begitu.

Cerita lain ketika kecil, sering kuperhatikan orang-orang tertentu yang kuanggap memiliki kelebihan dan diam-diam kuikuti, dalam artian terus memperhatikan sampai kesekian kali, sampai akhirnya aku bosan. Terkadang sebelum bosan, sudah kecewa terlebih dahulu. Banyak hal yang membuat kekecewaan tersebut. Misalnya orang yang kukagumi ternyata memiliki kekurangan tertentu yang tidak kusukai atau bisa juga melakukan sesuatu yang buruk atau perkataannya tidak sesuai dengan perbuatannya. Hal ini sangat menyakitkan buat anak kecil tersebut. Bahkan menjadikan anak tersebut kehilangan semangat dan keteladanan yang tadinya ingin ditiru. Sehingga ia menyimpulkan bahwa tidak ada manusia yang 100% sempurna.

Dari banyak kekecewaan terhadap orang-orang tertentu membuatku sadar bahwa menyukai sesuatu secukupnya saja. Kalaupun mengagumi hanya sekedarnya saja. Ketika terpesona dengan seseorang selalu kukatakan harus siap dengan segala konsekuensinya. Harus siap bila ternyata orang tersebut mengecewakan. Yah begitulah ... Jangan berlebihan terhadap segala sesuatu, sekedarnya saja, secukupnya saja, semua ada masanya,,, ada masa senang ada masa benci... ada masa suka ada masa duka... semua ada masanya...

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Pintu ini Masih Tertutup

Radikal Bebas

Merenung