Anekdot Ketika BH Terlepas

Baca sampai tuntas ya, biar ga penasaran... 😄😄😄

Ketika mendengar kata BH pasti sebagian besar orang langsung berpikir entah kemana. Bahkan ada yang menganggap tabu untuk sekedar mengucapkannya di tempat umum. Tapi di sekitar tempat tinggalku sudah biasa mengatakan kata BH di mana saja. Eittsss tapi jangan berpikir negatif dulu ya....

Jika berkunjung ke Jambi jangan heran bila BH ada di mana-mana. Di setiap jalanan pasti bertebaran, tidak hanya orang perempuan yang menggunakannya tetapi laki-laki juga wajib lho. Karena kalau tidak, bakal ditangkap sama Pak Polisi. Hahahahaha jangan dibayangin yang enggak-enggak dulu ya.

Oh ya aku punya pengalaman lucu tentang BH. Beberapa hari yang lalu ceritanya aku pergi ke Kota Jambi. Perjalanan dari rumah memerlukan waktu sekitar 1 hingga 1,5 jam lamanya dengan sepeda motor. Aku pergi sendirian. Sebenarnya agak was-was juga, karena lumayan jauh dan jalanan banyak yang rusak, selain itu di beberapa tempat ada yang masih cukup sepi alias jarang rumah penduduknya.

Tiba-tiba sekitar setengah jam perjalanan, dari arah belakang terdengar suara gesekan suatu benda seng/logam dengan jalan raya yang lumayan keras. Jalanan di situ cukup sepi jadi aku tidak berhenti. Kucoba melihat dari kaca spion tapi tidak kelihatan karena posisi spionnya selain kurang tepat juga ukurannya mini. Kemudian kupasang telinga tajam-tajam, kayaknya suara mobil truk masih agak jauh. Ya sudahlah berpikir positif saja. Mungkin ada angin lewat pikirku.

Kupacu gas sekitar 60-70 km/jam. Tapi setelah berjarak kurang lebih 500 m dari suara tadi, tiba-tiba ada motor di belakangku yang mengklakson beberapa kali. Aku tetap cuek dan menambah kecepatan, karena mencoba berhati-hati dengan orang asing. Dia tetep berusaha menyalakan klaksonnya. Aku takut dan tidak memberi respon, akhirnya dia berusaha mendahuluiku dan meneriakkan sesuatu berulang kali. Suaranya tidak jelas, sehingga aku sedikit terpaksa memperhatikan dan berpikir. Setelah dilihat sekilas, kusimpulkan bahwa dari penampilan pengendara motor itu sepertinya bukan orang jahat. Hahahha. Terlalu paranoid karena banyak denger cerita buruk di jalanan sepi.

Setelah tepat di sampingku Bapak itu berteriak  lagi "Mbak BH nyo pacul (lepas) !!! ...." sambil terus melihat dari kaca spion setelah berhasil mendahuluiku. Entah teriakan yang keberapa kali darinya. Akupun melambatkan kendaraan seraya mencoba mencerna yang diucapkan Sang Bapak itu. Setelah itu akhirnya aku menepi berhenti dan menyadari ada yang tak beres. Oh dan ternyata yang dimaksud Bapak itu  plat motor. Aku dengan spontan melihat ke arah belakang motor dan benar gak ada platnya. Setelah dirasa Bapak itu aku paham, ia pun terus melaju menambah kecepatan.

Aku baru sadar kalau sekarang plat motorku BH bukan AA ataupun AB seperti motor yang biasa kupakai di Jawa. Antara mau ketawa dan kesel. Ketawa karena mengingat ucapan Bapak itu tadi. Maklum sudah lama tak mendengar kebiasaan unik di sini. Keselnya ya mau gak mau harus balik lagi ke belakang mencari di mana jatuhnya sang BH itu. Dalam hati berucap terima kasih ke Bapak itu, karena telah menolongku. Coba kalo gak ada Bapak itu, mungkin nanti bisa ketangkap Pak Polisi hihi.

Setelah kejadian itu, aku melanjutkan perjalanan lagi menuju Kota Jambi. Yang kubayangkan di pikiranku adalah bila orang yang belum pernah ke Jambi, terus diteriakin kayak gitu pasti malah ketakutan dan langsung kabur mungkin hahahha.

Entah kenapa di sini bila menunjuk nomor kendaraan lebih terbiasa mengatakan langsung "BH" daripada "plat". Seperti kebanyakan orang kita lebih sering menyebut merek suatu barang daripada nama benda tersebut. Contohnya: air mineral disebut dengan aqua walaupun mereknya berbeda; detergen disebut rinso padahal yang dipakai misalnya daia; dan masih banyak lagi contoh unik lainnya 😄😁😁😂🎫💨

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Pintu ini Masih Tertutup

Radikal Bebas

Merenung