Skenario Hidup

                 Dalam hidup ini terdapat banyak jenis tentang sesuatu, termasuk halnya dalam menilai sesuatu. Namun kenyataannya ketika menjadi berbeda dari orang lain maka akan lebih sering dianggap tidak biasa. Akan dianggap di luar batas normal. Banyak standar yang tercipta tanpa gold standar. Hanya berdasarkan kebanyakan dari orang melakukan hal tersebut. Jadi ketika seseorang tak melakukan hal tersebut, maka bersiaplah menjadi bahan pembicaraan dimana-mana.

                Sebenarnya ketika kuperhatikan lingkungan sekitar, ada banyak hal yang perlu dijadikan bahan renungan dan belajar sekaligus. Pada realitanya setiap individu punya skenario yang berbeda-beda. Tak ada seorangpun yang memiliki skenari yang sama persis. Sebagai contoh ada seorang teman yang menikah ketika tamat SMP namun ia tak bisa melanjutkan pendidikan yang lebih tinggi karena ia harus mengurus anak dan suami, ada juga yang hanya tamat SMA namun karena ia tekun maka bisa memiliki rumah dan mobil sendiri, ada yang kuliah sembari bekerja alhasil ia bisa memiliki rumah ketika yang lain belum memiliki, dan bahkan ada yang kuliah hingga S2 namun karena focus pada pendidikan maka ketika temannya sudah memiliki pekerjaan ia belum memiliki pekerjaan yang menetap.

                Mereka semua tak bisa disamaratakan. Ketika ia lebih memprioritaskan membina keluarga, maka ia akan mendapatkan keluarga. Ketika ia memprioritaskan pekerjaan maka ia akan memiliki pekerjaan dan tabungan yang lebih. Ketika ia memprioritaskan pendidikan maka ia akan memiliki gelar dan ilmu yang lebih dibandingkan orang lain. Semua orang punya prioritasnya masing-masing dalam menjalani hidup ini.

                Tak perlu risau dengan penilaian orang lain. Tetap focus pada jalan yang terbentang di depan kita. Simpan energi untuk bekal perjalanan itu, bukan untuk memikirkan hal-hal negatif. Selagi masih ada Allah di hati kita, maka insyaallah akan tetap berada di jalan – Nya.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Pintu ini Masih Tertutup

Radikal Bebas

Merenung