Pertanyaan Ridho
Teringat percakapan siang tadi dengan seorang bocah laki-laki. Umurnya sekitar 3 tahunan. Ia berjalan perlahan mendekatiku. Mengenakan kaos lengan panjang hitam dan celana panjang hitam pula. Wajah polosnya menyapaku dan spontan membuatku tersenyum kepadanya. Aku yang lelah teramat sangat, bahkan mengangkat kaki pun serasa tak kuat, tiba-tiba jadi terasa ringan. Senyuman itu mampu menularkan energi baru. Yah akhirnya aku putuskan mengajak bocah itu bercakap-cakap.
"Ridho..." sapaku ramah. Ia tersenyum.
Tanpa rasa takut, ia semakin mendekatiku. Kami memang belum saling mengenal, tapi sering bertemu singkat di perjalanan ketika ia ikut orang tuanya bekerja.
"Ridho sudah maem?" Lanjutku
"Sudah" jawabnya singkat
"Sama apa maemnya?" Tanyaku lagi
"Samo mi ..." jawab Ridho
"Kakak B mano?" tanyanya kemudian, lancar dengan logat bahasa Jambi. Aku heran bercampur kagum, karena dia bisa mengingat nama adikku yang bahkan sudah lebih dari 2 bulanan tidak bertemu.
"Kakak B di Jawo, ndak di sini sekarang" jawabku mengikuti dialek Jambi pula.
"Mbak ndak ikut ke Jawo?" Ia bertanya lagi.
"Ndak, mbak di sini bae lah" kataku kemudian.
"Mbak ngapo dak di Jawo, di sini enak yo mbak?" Ia melontarkan pertanyaan yang membuatku berhenti beraktivitas sejenak. Benarkah ia bertanya seperti itu? Bagaimana mungkin seorang bocah bisa memberikan pertanyaan seperti ini. Anak yang sangat ramah dan cerdas pikirku. Bahkan orang dewasa pun belum tentu bertanya seperti ini.
"Iyolah enak, mbak di sini bae" aku menjawab sekenanya, karena dengan anak kecil bingung bila ingin menjelaskan seperti apa.
Setelah itu kami melanjutkan bercakap-cakap tentang hal lainnya, sampai akhirnya ia kembali ke ibunya. Akupun melanjutkan aktivitasku dan terus terngiang-ngiang pertanyaannya tadi. Begitu jelas tanpa cadel sedikitpun bicaranya. Aku kagum dengan keberaniannya, kepintarannya, dan kreativitasnya dalam berpikir. Semoga kamu menjadi anak yang sholeh dan menjadi pemimpin yang amanah ya nak dengan bakat ini. Semoga proses tumbuh kembangmu berjalan dengan sempurna.
Komentar
Posting Komentar