Karena Pernah Merasakannya

Ketika ada yang menyakiti, kita pasti terluka, tidak selalu secara fisik tapi bisa ke psikis. Tapi apakah harus dibalas dengan balik menyakitinya? Menurutku alangkah baiknya ketika ada yang menyakiti tidak dibalas dengan hal yang sama. Justru melakukan hal sebaliknya, kita membalasnya dengan kebaikan. Bila tidak bisa maka biarkanlah mereka, anggap tak pernah melakukan apapun terhadap kita.

Pernah merasakan sakitnya dihina, direndahkan, dikasarin, dan beberapa hal buruk lainnya... Itu semua sangat menyakitkan. Bahkan walaupun telah berlalu selama puluhan tahun pun, tetap sulit dilupakan. Mungkin benar kata orang bahwa memaafkan lebih mudah, tapi melupakan pasti lebih sulit. Ya memang, karena yang namanya luka, seringkali meninggalkan bekas. Mungkin ada pula bekas luka yang tak kan pernah bisa hilang ...

Ketika pernah merasakan sakit, mengapa harus memberikan rasa sakit yang sama kepada orang lain? Bukankah kita sudah bisa membayangkan apa yang akan dialami orang lain ketika kita melukainya? Diri ini masih harus sering belajar menahan emosi, berlatih kesabaran, dan menguatkan diri dalam setiap hal buruk yang mungkin akan terjadi. Sebisa mungkin aku takkan melakukan hal yang seperti itu. Karena aku telah merasakan sakitnya diperlakukan tidak baik. Walau hanya dengan bercanda sekalipun. Karena dalam prinsipku lebih baik diam, daripada harus berkoar-koar dengan hal yang gak penting, yang akan menyakitkan orang lain. Ya mungkin hanya sesekali, gak setiap saat, itupun hanya dengan orang-orang tertentu.

Alhamdulillah pernah merasakan sakit yang demikian, jadi bisa lebih berhati-hati dalam bergaul. Jangan hanya asal ngetren, asal kekinian, tapi mengorbankan orang lain sebagai bahan olok-olokkan. Sebodoh-bodohnya orang, pasti memiliki rasa ingin dihargai bukan sebaliknya. Ga papa dianggap kuper dan kaku, karena setiap orang punya prinsip dalam dirinya, yang harus dipatuhi pula oleh diri sendiri...

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Pintu ini Masih Tertutup

Radikal Bebas

Merenung