Sederhana yang bersahaja
Tulisan ini hanya untuk mengingatkan diri sendiri tentang apa itu kesederhanaan. Supaya tetap ingat dan sadar akan kemewahan yang semu, yang hanya indah pada saat ini, tetapi akan pudar seiring perjalanan waktu.
Bergayalah sesuai dengan kepribadian dan kemampuan masing-masing, serta sesuai dengan tempatnya. Yang penting nyaman. Orang lain tidak akan menilai berapa harga barang yang kita pakai, tetapi lebih ke arah apakah pantas barang tersebut melekat di badan kita. Karena ketika barang semahal apapun tetapi tidak cocok kita kenakan, yang ada malah terlihat norak dan kadang membuat orang lain menertawakannya.
Sesuatu yang simpel dan sederhana justru akan lebih terlihat elegan dan berwibawa ketika penggunaannya tepat. Oh iya sesuatu ini tidak melulu tentang barang, bisa juga berupa tutur bahasa dan sikap. Contoh; seorang dosen yang notabene nya orang pintar alias berilmu, ketika bertemu dengan masyarakat biasa di luar kampus, mereka harus bisa mengubah gaya bahasa. Bila biasanya menggunakan bahasa intelek dan kekinian, nah di sini mereka harus bisa berbicara yang sederhana sehingga bisa dipahami oleh orang biasa.
Apa yang akan terjadi ketika dosen tersebut menggunakan bahasa seperti ketika mengajar/bergaul di kampus? Yap, banyak kemungkinannya antara lain: pertama lawan bicara memahami karena ternyata juga berpendidikan tinggi, kedua orang yang diajak berbicara walaupun gak paham tetep manggut-manggut sambil tertawa nyengir karena menghormatinya, ketiga dosennya dianggap gak pinter karena gak bisa jelasin dengan baik, keempat dicuekin dan ditinggal asyik sendiri, dan masih banyak lagi kemungkinan lainnya.
Intinya harus pandai membawa dan meletakkan segala sesuatu pada tempatnya, agar tidak merusak pandangan. Seseuatu yang sederhana akan terlihat mewah ketika diletakkan dengan rapi dan pas pada tempatnya. Begitupula sebaliknya, barang yang mewah bila berantakan dan tidak pada tempatnya akan terlihat tidak berguna dan sia-sia.
Komentar
Posting Komentar