"Masjid Nurul Iman"



Malam 30 Ramadhan
Alhamdulillaah masih diberikan kesempatan Tarawih di masjid ini

Tak banyak perubahan yang kulihat
Masih seperti tahun2 sebelumnya
Masjid dengan 4 tiang persegi di bagian tengah sebagai penyangganya
Dengan pahatan seadanya, cukup sederhana
Tiang yang sama sejak dahulu kala
Tiang berwarna merah maroon
Mengembalikan memori ke masa itu

Masjid di mana tempat pertama kalinya aku mengenal huruf Hijaiyah
Tempat pertama kalinya aku mulai belajar menulis huruf demi huruf Hijaiyah
Masjid tempat anak2 pada masa itu menghabiskan sebagian waktunya untuk bermain & sekaligus belajar banyak hal
Masjid tempat mengenal teman2 sepermainan sekaligus masyarakat & tokoh penting masyarakat kala itu

Teringat setiap jam 5 sore kami berlarian segera ke masjid untuk bisa mempersiapkan tempat
Yang paling membekas lagi yaitu kami berebut untuk menyalakan lampu Petromak dengan spritus
Kemudian memompa lampu ketika sudah mulai meredup kembali .
Malam usai shalat Magrib kami akan berebut tempat untuk mengambil urutan siapa yang terlebih dahulu mengaji, siapa paling dekat duduknya dengan Pak Aji (Pak Haji) guru ngaji kami maka dialah yg pertama


Beliau mengajar tanpa digaji
Tapi beliau ajarkan semua yang beliau ketahui
Semua hal
Setiap malam Jum'at yang sangat kami nanti
Karna kami akan mendengarkan Cerita
Cerita langsung dr beliau tentang Nabi-Nabi
Cerita2 inspirasi kehidupan

Yang membuatku kagum lagi yaitu tulisan beliau sangat indah baik latin atw arabnya

Smoga beliau diberikan tempat terbaik di sisi Allah di Surga Nya 😇😇😇

Setelah sekian lama
Malam ini semua kenangan itu muncul begitu jelas tak berbatas

🤗🤗


Entah berapa usia masjid ini
Yang pasti sudah lebih dari 25 tahun 😁

story, 3 Juni 2019

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Pintu ini Masih Tertutup

Radikal Bebas

Merenung