Apa Adanya

Karakter setiap orang berbeda-beda, ada yang suka blak-blakan ada pula yang cenderung berhati-hati. Kedua sifat ini memiliki kelebihan masing-masing. Ada yang suka dengan orang yang terbuka dan spontanitas, ada pula yang sebaliknya, apalagi dengan orang yang baru dikenal. Ada orang yang gak bisa ngomong ceplas ceplos ke orang lain, kecuali dengan orang yang sudah benar-benar akrab. I think, it's OK, no problem because character can't to be change suddenly...

Sedikit cerita, kadang ada orang yang ngajak guyon dengan ala-ala stand up comedy, ya lucu lah sedikit, tapi ketika gak mood untuk bercanda ya gak terlalu nanggepin malah cenderung berwajah innocent dan atau seolah gak paham artinya. Haha. Kasian juga sebenernya guyonannya jadi garing gitu. Hihi jadi ngerasa kalo aku jahat. Bukannya jaim, tapi kadang lagi ga mau becanda. Mungkin lebih ngeliat ke sikon juga dan dengan siapa. Karena aku termasuk orang yang hanya guyon dengan orang-orang terdekat aja hihi...

Belum lama ini dan masih fresh di ingatan, ada yang bilang bahwa aku menutup diri. Ya okelah mungkin memang benar yang dikatakannya dan itu sedikit menohok. Tak apa, toh dia memang orang yang baru kukenal. Pasti penilaiannya hanya yang tampak di luar. Karena memang butuh waktu dalam mengenali seseorang. Tak masalah, semua boleh menilai. Tak ada yang salah dan benar. Berteman itu sebisa mungkin tetap menjaga kebaikan, bukan cuma instan yang bisa diajak ketawa ketiwi ngakak. Sebisa mungkin harus tetap menjadi diri sendiri tanpa dibuat-buat. Dan seiring perjalanan waktu, mereka semua akan memahami kepribadian temannya yang sebenernya gak secuek dan sejaim itu kok hihi....

Tak perlu menjadi orang lain untuk bisa diterima dalam pergaulan. Cukup tetap menjadi baik dan saling memahami karakter masing-masing. Mungkin juga ada yang gak setuju, ya gapapa kan memang cara pandang setiap individu berbeda. Pembawaan diri itu terbentuk dalam waktu yang lama, sulit bila harus berubah tiba-tiba. Cukuplah menjadi apa adanya diri kita...

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Pintu ini Masih Tertutup

Radikal Bebas

Merenung