Curhat-an Sang Middle Child
Gara-gara baca tentang middle child syndrom alias sindrom anak tengah jadi pengen nulis artikel tentang ini. Karena ternyata aku juga kena sindrom ini haha baru tahu sekarang...
Sebenarnya ada kelebihan dan kekurangan pada setiap anak baik itu anak sulung, tengah atau bungsu. Setiap mereka memiliki keunikan masing-masing. Namun karena aku adalah anak tengah dari tiga bersaudara, makanya tertarik untuk nulis tentang sindrom anak tengah.
Kita bahas tentang kelebihan dan kekurangan anak tengah dulu ya. Kelebihannya antara lain sabar, fleksibel, mandiri, easy going, cinta damai, dan lebih bisa menerima orang lain apa adanya. Bisa juga dibilang lebih bijaksana hehe. Sedangkan kekurangannya antara lain mudah iri, sensitif, inferior, kurang berani, kurang percaya diri, bahkan rendah diri.
Tapi nggak semua sifat itu juga kali diborong oleh anak tengah. Mungkin hanya sebagian atau beberapa aja yang dimilikinya. Mengapa?? Ya karena proses. Iya proses. Proses yang terjadi selama masa perkembangan yang dialaminya baik dalam keluarga maupun lingkungan tempat tinggalnya.
Kebanyakan orang tua bahkan keluarga besar dan masyarakat sekitarnya, baik dengan sadar atau tidak sadar, seringkali mengabaikan kehadiran sang anak tengah. Anak tengah sering tertutupi oleh anak sulung yang selalu didahulukan kepentingannya dan oleh anak bungsu yang memang masih memerlukan perhatian yang ekstra, sedang anak tengah jadi penonton di antara keduanya. Nothing special. Sedihnya. Tapi aku yakin orang tua nggak mungkin sengaja melakukan ini, mungkin karena peran otomatis yang mereka lakukan baik perlakuan maupun kasih sayang mereka. Karena jikalau anak tengah sakit atau ada masalah, so pasti mereka juga panik.
Biasanya perasaan-perasaan seperti itu terjadi pada masa anak-anak hingga menjelang dewasa karena setelah itu aku belum tau persisnya he he. Menurut analisisku setelah dewasa mungkin kita akan lebih berpikir realistis dan nggak mikir yang gitu-gituan. Dan kita semua sudah beranjak dewasa begitupun dengan saudara-saudara kita, jadi kebutuhan dan perlakuannya hampir sama.
Nah sekarang aku baru menyadari kalo ternyata aku juga terkena efek dari middle child ini. Dulu aku sering mikir kenapa aku merasa jarang diperhatikan nggak kayak kakak adek ku, semua keinginan mereka lebih cepat dikabulkan atau apalah gitu, haha dasar anak-anak ya. Aku pikir mereka nggak ada yang sayang sama aku. Jujur aku dulu sering merasa cemburu kayak gitu tapi nggak pernah bilang ke mereka haha.
Ada perasaan tertekan dan marah sebenernya pada waktu itu. Tapi apalah daya, dulu belum ngerti tentang sindrom ini. Aku berusaha menahan semua perasaan dan sebagai tempat curhat biasanya aku nulis di buku diary. Kadang sampe tertawa sendiri kalo baca ulang isi diary itu.
Selain itu aku paling sebel ketika ada orang yang membanding-bandingkan antara aku dengan kakakku dari segi apapun, baik dari sisi sifat, fisik, kebiasaan, kelebihan ataupun kekurangannya. Hal ini merupakan hal yang paling menyakitkan. Karena menurutku kami adalah individu yang berbeda jadi pasti memiliki perbedaan. Jangan membandingkan kami satu sama lainnya. Hahaa pasti ada juga dong yang ngalamin kayak gitu...
Sang middle child sering kesulitan mengungkapkan perasaan yang sebenarnya kepada orang lain bahkan orang terdekatnya sekalipun. Mereka lebih memilih menanggung semuanya sendiri. Mereka terbiasa mandiri dalam melakukan sesuatu. Mereka selalu menata sedemikian rupa segala sesuatunya sehingga tampak oleh orang lain seolah-olah mereka baik-baik saja.
Oya anak tengah seringkali memiliki sifat yang berbeda sendiri dibanding kakak dan adeknya. Kadang aku juga iseng nanya ke temen-temen yang bersaudara 3 orang, ternyata memang kebanyakan sifatnya yang paling banyak berbeda ya anak tengah ini. Kalo dari artikel-artikel yang kubaca memang gitu juga. Sebenernya ini karakter yang otomatis terbentuk karena mereka terbiasa kurang diperhatikan, sehingga mereka berusaha memiliki perbedaan supaya bisa mencuri perhatian. Hihi bener juga mungkin.
Pada dasarnya masa perkembangan anak merupakan hal yang penting, karena mereka akan selalu mengingat apa yang pernah ia terima dan selalu bertanya mengapa seperti ini dan itu, walaupun nggak selalu diutarakan. Dan bila ia tidak memperoleh jawaban yang benar, maka akan berbahaya karena jawaban atau keyakinan yang ia peroleh akan di tanam dalam pikirannya selamanya hingga dewasa nanti. Yang pada akhirnya tanpa disadari hal ini akan membentuk karakter anak tersebut.
Intinya setiap orang memiliki kepribadian dan karakter masing-masing, yang merupakan buah dari proses panjang yang telah dilaluinya sejak lahir hingga saat ini. Dengan segala kelebihan dan kekurangan yang dimiliki, kita tetap belajar dan terus belajar untuk memahami diri sendiri dan orang lain. Karena dengan belajar kita akan semakin memahami keunikan setiap individu.
Dengan keunikan tersebut maka kita harus saling menghargai dan menghormati setiap perbedaan yang ada.
Semangat !!!...
Diary-ku
Kamis, 26 September 2013
Komentar
Posting Komentar