STOP Membanding-bandingkan Anak

Disadari atau tidak sering kita membandingkan antara satu orang dengan yang lainnya. Kebaikan ataupun keburukannya. Begitupun orang tua, sering tidak tahu bahwa ia telah melakukannya terhadap anak-anak mereka. Dikatakan kepada anaknya bahwa "kakak/adikmu begini dan begitu kenapa kamu tidak? Kamu harus bisa seperti dia". Yah itu hanya sebuah contoh kecil saja, masih banyak hal-hal lainnya yang sering terjadi dalam keluarga.

Sebenarnya tujuan mereka baik yaitu agar anak yang lainnya mau meniru kebaikan saudaranya dan atau tidak meniru keburukannya. Tapi apa fakta yang banyak terjadi? Kenyataan bahwa keinginan orang tua tidak selalu dapat dimengerti oleh sang anak. Bahkan yang terjadi sang anak sering salah persepsi mengenai ini. Menurut sang anak hal ini sangat melukai dan menyakitkan karena ia dibanding-bandingkan, sehingga ia merasa dipaksa melakukan sesuatu yang mungkin tidak ingin dilakukannya dan tidak memiliki kebebasan menentukan pilihannya.

Bila ia anak yang patuh maka ia akan melakukannya sesuai perintah orang tuanya, tapi bila sebaliknya maka ia akan melakukan hal yang berlawanan dengan perintahnya itu. Bahkan dampak selanjutnya yang bisa terjadi anak ini akan membenci saudara yang lainnya, ia akan merasa cemburu dengan kebaikan yang dimiliki oleh saudaranya dan akan menganggapnya sebagai saingannya.

Sebagai orang tua harus bisa memahami perasaan anaknya karena apapun yang terjadi padanya akan berdampak terhadap episode selanjutnya. Membanding-bandingkan antara anak yang satu dengan yang lainnya bukanlah cara yang bijak. Hal ini akan menimbulkan perasaan iri dan ketidakadilan bagi mereka karena setiap individu manusia itu selalu unik. Tak kan ada yang sama identik walau anak kembar sekalipun.

Tugas orang tua adalah mengarahkan anak untuk melakukan hal-hal yang baik dan menggali potensi yang dimilikinya. Jangan sampai potensi ini malah terkubur atau disalah gunakan ke hal yang negatif. Sebagai orang tua harus banyak belajar tentang mengasuh dan mendidik anak serta berpikiran terbuka. Karena bisa jadi justru dengan memahami sang anak disitu malah banyak pembelajaran bagi orang tua. Kesimpulannya adalah perlakukan anak sesuai dengan karakter masing-masing karena mereka merupakan individu yang berbeda dengan keinginan yang berbeda pula.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Pintu ini Masih Tertutup

Radikal Bebas

Merenung