Postingan

Menampilkan postingan dari Maret, 2015

Guru Segala Profesi

Ketika sekolah sesuatu yang sangat dinanti-nanti dari guruku adalah ceritanya. Kebanyakan murid akan lebih memperhatikan ketika guru menceritakan suatu kisah, apalagi itu pengalaman beliau sendiri. Tak terkecuali diriku sendiri. Mungkin karena aku tipe pendengar kali ya? Hehe. Ah nggak juga tuh, buktinya banyak juga yang lebih suka dengerin cerita ketimbang mata pelajaran itu sendiri. Di sinilah ternyata letak tantangan seorang guru. Disamping harus bisa menyampaikan materi pelajaran mereka juga harus bisa memberikan motivasi kepada murid-muridnya. Salah satu diantaranya melalui berbagi kisah baik pengalaman pribadi maupun orang lain. Guru harus bisa mengemas tata bahasa yang apik supaya tidak membosankan bagi muridnya, sekaligus menyelipkan pesan-pesan moral di dalamnya. Nah dengan begitu pasti akan lebih mengena di hati para anak didik dengan tanpa merasa digurui. Aku sering kagum ketika melihat profesi guru, yang dengan kesederhanaanya dapat mengantarkan muridnya menjadi ahli dala...

Home Syndrom

Story on Thursday, February 27th, 2014 Sebenarnya aku sudah mulai kena home syndrome lagi ini. Soalnya sudah hampir 1 tahun di Jawa. Bulan Maret besok genap setahun. Bener-bener ga kerasa banget. Kenapa waktu begitu cepat? Aku takut kalau lama-lama ga pulang. Takut melihat perubahan wajah ortu (orang tua) ku yang akan semakin berumur. Aku masih pengen lihat wajah ortu ku yang masih seger dan sehat. Ya Allah jagalah ortu ku di rumah. Berilah ketenangan dan kedamaian kepada mereka.... Aku sering mikirin kedua ortuku yang masih harus membanting tulang untuk mencukupi kebutuhan. Aku sering bilang ke mereka untuk mengurangi aktivitas tetapi mereka tetep aja slalu bekerja keras. Udah menjadi kebiasaan bagi orang tua untuk slalu bekerja. Kalo denger mereka lagi sakit rasanya miris sedih. Aku jauh di seberang pulau, ga bisa merawat mereka. Pengen rasanya cepet-cepet pulang. Tapi aku di sini pun ada yang harus dicapai. Aku harus bisa meraih cita-citaku. Mereka harus bangga dengan kepulang...

Hormat Sendiri

Ini kejadian ketika aku masih sekolah SMP tepatnya hari Senin, 14 Maret 2005. Waktu itu sedang upacara bendera rutin hari Senin. Kelasku kelas 3A baris di pojok paling kanan. Pada saat penghormatan umum kepada pembina upacara, semua peserta upacara hormat dengan mengangkat tangan di atas kening sebelah kanan. Setelah itu diturunkan kembali oleh pemimpin upacara. Lucunya aku nggak mendengar aba-aba itu, ntah apa yang sedang ku lamunin. Semua teman-teman di belakangku pada tertawa cekikikan. Beruntung ada satu teman yang ngingetin dan aku langsung noleh kebelakang lihat dia yang me manggil. Aku lihat tanganku di atas topi dan spontan langsung ku turunkan tanganku. Oh ternyata mereka semua nertawain aku dan aku pun ikut tertawa juga karena malu hahahaha. Sampai nggak sadar kalo nggak boleh bicara sepatah kata pun saat upacara. Tapi untungnya lagi saat itu Pak Kepsek alias pembina upacaranya lagi benerin mikrofonnya yang macet. Haha dasar orang Indonesia selalu masih ada kata untung walau...

Simple Present Tense

Simple present tense : Subyek + verb-1 + s/ es Use: 1. Menunjukkan kebiasaan. Ex: I go to school every day 2. Menyatakan kebenaran umum. Ex: The sun ris es in the east 3. Judul utama surat kabar. Ex: SBY visits Jambi 4. Menggantikan present continuous tense pada beberapa verb yang tidak boleh berbentuk continuous. Ex: I know what happens 5. Menyatakan perintah/permintaan. Ex: Get out of the room! 6 . Menyatakan larangan/peringatan. Ex: Don't do it! Present continuous ( progressive ) tense : Subyek + is/am/are + verb-ing Use: 1. Menyatakan suatu perbuatan yang berlangsung pada saat pembicara mengutarakan kalimat tersebut. Ex: They are learning English at present. 2. Menyatakan perbuatan yang sudah direncanakan akan dilakukan pada waktu yang akan datang. Ex: Mr.Bandy is arriving here tomorrow morning 3 . Menyatakan perubahan situasi. Ex: The population of the world is rising very fast. 4 . Menyatakan kebiasaan yang bersifat sementara. Ex: They are waiting for the bu...

Mengejar Mentari

Keringat bercucuran diseluruh tubuh dan napas terengah-engah tapi kami tetap tertawa. Itulah kenangan manis yang slalu ku ingat ketika mengenang masa-masa SMP dulu. Kami kayuh sepeda dengan semangat '45 demi meraih masa depan agar secerah mentari pagi. Setiap hari kami tempuh perjalanan belasan kilometer tanpa lelah. Asa yang begitu besar mengalahkan segala hambatan. Tak peduli jalan yang terjal, berliku, berkelok, berdebu, panas terik, hujan, dingin, atau jalan rusak becek tetap dilalui. Pagi sekali kami sudah harus standby dari rumah. Perlu waktu sekitar satu jam untuk kami dapat sampai ke sekolah. Itupun terkadang kami masih terlambat dikarenakan alasan-alasan teknis di perjalanan yang datangnya tak pernah bisa diprediksi, bisa karena sepeda salah satu diantara kami rusak, hujan deras, atau kondisi jalanan yang rusak parah yang mengharuskan kami jalan perlahan-lahan. Disaat anak-anak yang lain masih pulas sambil memeluk guling kesayangannya, kami sudah dalam perjalanan menuj...