Lusy Iluz

Dulu ketika pertama kali melihat laut di alam nyata aku takut karena begitu luasnya ia. Air itu serasa mau tumpah menuju daratan tempat aku berpijak. Gemuruh suara ombaknya menderu mengalahkan suara kendaraan di jalan raya. Tapi aku melihat semua wajah yang disana menunjukkan bahwa mereka bersuka cita dengan apa yang ku takutkan ini. Perlahan-lahan ku tata hati dan berusaha menikmati apa yang orang-orang rasakan. Lambat laun tapi pasti mulai ku rasakan satu persatu keindahan dan keagungan ciptaan-Nya ini. Kunikmati butiran demi butiran pasir yang ku pijak, begitu hangatnya ia. Aku mulai bisa menyatukan perasaan ku dengan suara deburan ombak yang bekejaran kesana kemari. Oh ternyata sangat sangat indah pinggiran laut yang ku kunjunjungi ini. Tak ada lagi rasa takut yang ada hanya rasa rindu ketika lama tak kemari. Pantai selalu buat hati menjadi damai...

Ketika masih kecil, sering kita mengagumi seseorang yang dianggap unik. Begitu pula denganku. Sejak kecil aku slalu mengaguminya bahkan hingga sekarang masih begitu melekat semua kenangan tentang beliau. Aku kagum dengan sosoknya karena menurutku beliau pintar, ramah, penyayang, rajin dan selalu semangat. Beliau adalah guru ngajiku sekaligus pernah jadi toke alias bos orang tuaku. Sering aku memperhatikan beliau. Yang paling ku suka adalah kesederhanaannya. Aku bersyukur banget pernah bertemu dengannya. Banyak ilmu dan motivasi yang ku peroleh dari beliau. Berkat beliau aku bisa belajar membaca Al Quran dan juga menulis huruf Arab. Beliau gak pernah tanggung-tanggung dalam hal berbagi ilmu. Beliau sangat pandai, tulisannya baik arab maupun latin bagus semua. Tidak cuma itu, beliau juga mengajarkan doa-doa, cara sholat, cerita-cerita nabi dan ilmu agama lainnya. Yang paling kusukai saat itu adalah ketika jadwalnya dengerin cerita-cerita beliau soalnya pada masa itu buku bacaan agak kur...